Senin, 25 Februari 2008

Ada kekuatan dalam hidup



Ada kekuatan di dalam cinta,
Orang yang sanggup memberikan cinta adalah orang yang kuat karena ia bisa mengalahkan keinginannya untuk mementingkan diri sendiri.

Ada kekuatan dalam tawa kegembiraan,
Orang tertawa gembira adalah orang yang kuat karena ia tidak pernah terlarut dengan tantangan dan cobaan


Ada kekuatan di dalam kedamaian diri orang yang dirinya penuh damai bahagia adalah orang yang kuat karena ia tidak pernah tergoyahkan dan tidak mudah diombang-ambingkan.

Ada kekuatan di dalam kesabaran,
Orang yang sabar adalah orang yang kuat karena ia sanggup menanggung segala sesuatu dan ia tidak pernah merasa disakiti.

Ada kekuatan di dalam kemurahan,
Orang yang murah hati adalah orang yang kuat karena ia tidak pernah menahan mulut dan tangannya untuk melakukan yang baik bagi sesamanya.


Ada kekuatan di dalam kebaikan,
Orang yang baik adalah orang yang kuat karena ia bisa selalu mampu melakukan yang baik bagi semua orang


Ada kekuatan di dalam kesetiaan,
Orang yang setia adalah orang yang kuat karena ia bisa mengalahkan nafsu dan keinginan pribadi dengan kesetiaannya kepada Allah dan sesama.


Ada kekuatan di dalam kelemahlembutan,
Orang yang lemah lembut adalah orang yang kuat karena ia bisa menahan diri untuk tidak membalas dendam.


Ada kekuatan di dalam penguasaan diri,
Orang yang bisa menguasai diri adalah orang yang kuat karena ia bisa mengendalikan segala nafsu keduniawian.



Sadarkah teman bahwa kita juga memiliki cukup kekuatan untuk mengatasi segala permasalahan dalam hidup ini? Dimanapun, seberat dan serumit apapun juga.
Karena pencobaan tidak akan pernah dibiarkan melebihi kekuatan kita.


I Korintus 10
Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.





Permennya lupa dimakan.




Alkisah ada dua orang anak laki-laki, Bob dan Bib, yang sedang melewati lembah permen lolipop. Di tengah lembah itu terdapat jalan setapak yang beraspal. Di jalan itulah Bob dan Bib berjalan kaki bersama. Uniknya, di kiri-kanan jalan lembah itu terdapat banyak permen lolipop yang berwarni-warni dengan aneka rasa. Permen-permen yang terlihat seperti berbaris itu seakan menunggu tangan-tangan kecil Bob dan Bib untuk
mengambil dan menikmati kelezatan mereka.

Bob sangat kegirangan melihat banyaknya permen lolipop yang bisa diambil. Maka ia pun sibuk mengumpulkan permen-permen tersebut. Ia mempercepat jalannya supaya bisa mengambil permen lolipop lainnya yang terlihat sangat banyak didepannya. Bob mengumpulkan sangat banyak permen lolipop yang ia simpan di dalam tas karungnya. Ia sibuk mengumpulkan permen-permen tersebut tapi sepertinya permen-permen tersebut tidak pernah habis maka ia memacu langkahnya supaya bisa mengambil semua permen yang dilihatnya.

Tanpa terasa Bob sampai di ujung jalan lembah permen lolipop. Dia melihat gerbang bertuliskan "Selamat Jalan". Itulah batas akhir lembah permen lolipop. Di ujung jalan, Bob bertemu seorang lelaki penduduk sekitar. Lelaki itu bertanya kepada Bob, "Bagaimana perjalanan kamu di lembah permen lolipop? Apakah permen-permennya lezat? Apakah kamu mencoba yang rasa jeruk? Itu rasa yang paling disenangi. Atau kamu lebih menyukai rasa mangga? Itu juga sangat lezat." Bob terdiam mendengar pertanyaan lelaki tadi. Ia merasa sangat lelah dan kehilangan tenaga. Ia telah berjalan sangat cepat dan membawa begitu banyak permen lolipop yang terasa berat di dalam tas karungnya. Tapi ada satu hal yang membuatnya merasa terkejut dan ia pun menjawab pertanyaan lelaki itu, "Permennya saya lupa makan!" Tak berapa lama kemudian, Bib sampai di ujung jalan lembah permen lolipop.
"Hai, Bob! Kamu berjalan cepat sekali. Saya memanggil-manggil kamu tapi kamu sudah sangat jauh di depan saya." "Kenapa kamu memanggil saya?" Tanya Bob. "Saya ingin mengajak kamu duduk dan makan permen anggur bersama. Rasanya lezat sekali. Juga saya menikmati pemandangan lembah, indah sekali!" Bib bercerita panjang lebar kepada Bob. "Lalu tadi ada seorang kakek tua yang sangat kelelahan. Saya temani dia berjalan. Saya beri dia beberapa permen yang ada di tas saya. Kami makan bersama dan dia banyak menceritakan hal-hal yang lucu. Kami tertawa bersama." Bib menambahkan.

Mendengar cerita Bib, Bob menyadari betapa banyak hal yang telah ia lewatkan dari lembah permen lolipop yang sangat indah. Ia terlalu sibuk mengumpulkan permen-permen itu. Tapi pun ia sampai lupa memakannya dan tidak punya waktu untuk menikmati kelezatannya karena ia begitu sibuk memasukkan semua permen itu ke dalam tas karungnya.

Di akhir perjalanannya di lembah permen lolipop, Bob menyadari suatu haldan ia bergumam kepada dirinya sendiri, "Perjalanan ini bukan tentang berapa banyak permen yang telah saya kumpulkan. Tapi tentang bagaimana saya menikmatinya dengan berbagi dan berbahagia." Ia pun berkata dalam hati,"Waktu tidak bisa diputar kembali." Perjalanan di lembah lolipop sudahberlalu dan Bob pun harus melanjutkan kembali perjalanannya.

Dalam kehidupan kita, banyak hal yang ternyata kita lewati begitu saja. Kita lupa untuk berhenti sejenak dan menikmati kebahagiaan hidup. Kita menjadi Bob di lembah permen lolipop yang sibuk mengumpulkan permen tapi lupa untuk menikmatinya dan menjadi bahagia.

Pernahkan Anda bertanya kapan waktunya untuk merasakan bahagia? Jika saya tanyakan pertanyaan tersebut kepada para klien saya, biasanya mereka menjawab, "Saya akan bahagia nanti... nanti pada waktu saya sudah menikah... nanti pada waktu saya memiliki rumah sendiri... nanti pada saat suami saya lebih mencintai saya... nanti pada saat saya telah meraih semua impian saya... nanti pada saat penghasilan sudah sangat besar... "

Pemikiran 'nanti' itu membuat kita bekerja sangat keras di saat 'sekarang'. Semuanya itu supaya kita bisa mencapai apa yang kita konsepkan tentang masa 'nanti' bahagia. Terkadang jika saya renungkan hal tersebut, ternyata kita telah mengorbankan begitu banyak hal dalam hidup ini untuk masa 'nanti' bahagia. Ritme kehidupan kita menjadi sangat cepat tapi rasanya tidak pernah sampai di masa 'nanti' bahagia itu. Ritme hidup yang sangat cepat...target-target tinggi yang harus kita capai, yang anehnya kita sendirilah yang membuat semua target itu... tetap semuanya itu tidak pernah terasa memuaskan dan membahagiakan.

Jika saja kita mau memelankan ritme hidup kita dengan penuh kesadaran, memelankan ritme makan kita, memelankan ritme jalan kita dan menyadari setiap gerak tubuh kita, berhenti sejenak dan memperhatikan tawa indah anak-anak bahkan menyadari setiap hembusan nafas maka kita akan menyadari begitu banyak detil kehidupan yang begitu indah dan bisa disyukuri. Kita akan merasakan ritme yang berbeda dari kehidupan yang ternyata jauh lebih damai dan tenang. Dan pada akhirnya akan membawa kita menjadi lebih bahagia dan bersyukur seperti Bib yang melewati perjalanannya di lembah permen lolipop.

sumber : email


Senin, 18 Februari 2008

A Perfect Day




In A PERFECT DAY, Lowe plays Robert Harlan, a man who, after being unexpectedly fired from his job, pursues his lifetime dream of writing a book. Basing it on his wife’s experience with the death of her father, he constructs a heartwarming book that quickly captures the imagination of readers everywhere. But after he achieves enormous success, he begins to lose sight of the things he loves the most, including his wife, his young daughter and his friendship with his agent. It takes a disturbing prophecy from a mysterious stranger named Michael to wake him up and make him realize how much he has truly lost.

Lowe’s character learns a difficult lesson on the price of fame. “He literally has this dream come true and gets fame and fortune and validation as a writer and as an artist,” Lowe says. “He goes on this amazing ride that some of us are lucky enough to get in our lifetimes. But there’s a huge dark side to that if you let yourself be wooed. And he falls into that.”

In writing the original book for A PERFECT DAY, Evans drew from his own experience of how monumental success nearly tore him from his family. “My first book was about learning the value of your own family and children and putting priorities right,” he says. “It was a week before Christmas, and I was leaving home to be on a TV show. I went to kiss my daughter goodbye, and she said, ‘Dad, why did you write a book about spending time with your children, and now you’re leaving again?’ I felt a stab right through the heart.”

Sometimes we forget the most important things in our life, when we get what we want, we foerget our family, we forget our friends, we forget that it is a blessing from our God, always be humble for everything...

Everyday is a perfect day....



Jumat, 15 Februari 2008

Karena Aku hanya ingin Kau bahagia




Hei…jangan meneteskan air mata,
Bapa telah menurunkan hujan untuk menggantikannya
Sekarang ikutlah aku menari,
Di bawah rinai bening yang bergulir turun membasuh bumi
Bersamaku memetik pelangi,
Dan kita urai warnanya satu persatu di hati
Mari kita pergi…
Bunga liar di padang telah memanggilku bernyanyi
Rintik hujan mulai mendendangkan melody
Biar bumi menjadi panggungnya
Riak anak sungai di kaki bukit pun akan berhenti jika kau tertawa
Karena aku, hujan dan pelangi
Hanya ingin kau tertawa bahagia…



Kamis, 14 Februari 2008

Happy Valentine's Day




Valentine Day,  day of love, flowers, chocolate, romance....
Love celebration...
Love is patient, love is kind. It does not envy, it does not boast, it is not proud. It is not rude, it is not self-seeking, it is not easily angered, it keeps no record of wrongs. Love does not delight in evil but rejoices with the truth. It always protects, always trusts, always hopes, always perseveres. Love never fails.

Lets show our Love to everyone, everyday,..just like the love of our God.

Happy Valentine's Day...



Ikan Koi




Seekor ikan Koi yang cantik sedang berenang bebas di sebuah kolam yang jernih, dia baru saja dibeli oleh pemiliknya untuk dipelihara, sang pemilik senang sekali melihat ikan itu berenang kesana kemari, menghampiri dan bermain bersama ikan-ikan lainnya, ketika sang pemilik datang ke tepian kolam, sang ikan tetap asyik bermain sendiri dan mengabaikan sang pemilik yang menunggunya untuk datang kepadanya, sang pemilik yang ingin mengasihi sang ikan, mengajaknya bermain, tetap sabar menunggunya, tetapi sang Koi tetap asyik dengan dunia barunya sendiri, sang pemilik hanya bisa tersenyum melihat tingkah sang Koi yang lupa kepada dirinya, sang Koi lupa kalau dia sudah ditebus sang pemilik untuk dipelihara dengan penuh kasih.

Ikan Koi yang cantik, engkau lupa akan keberadaan pemilikmu, padahal kau tinggal didalam kolam tuanmu.
Sang pemilik ingin Koi itu memperhatikan kalau dia ingin Koi itu mendekat kepadanya dan bisa bermain bersama-sama, maka dari itu sang pemilik sengaja membiarkan ikan Koi kelaparan, setelah beberapa lama ikan Koi menderita di dalam kolam, tidak ada makanan, tidak ada sang pemilik yang biasa duduk di tepian kolam memperhatikan dia, dengan sedih dia mulai mengingat bagaimana dia lupa akan tuannya, bagaimana dia asyik sendiri dengan segala kesenangannya, ikan Koi menyesal, dia berjanji pada dirinya, kalau dia akan lebih dekat pada sang pemilik, yang sudah menebus, memelihara, memberi makan dan selalu ingin berada dekat dia, dalam penyesalannya sang pemilik datang duduk di tepian kolam, dia membawa makanan kesukaan ikan Koi, dan mulai menaburkannya, ikan Koi yang merasa kehilangan sang pemilik mulai mendekat, dia makan dan makan, setelah kenyang, daia menyadari bahwa sang pemilik ingin dia mendekat padanya dengan membuatnya lapar, karena ketika dia kenyang dia lupa pada sang pemilik, dia mulai mendekat dan ketika sang pemilik memasukan tangannya ke kolam, tangan yang berlimpah makanan, dia mulai mendekat ke tangan itu dan bermain dekat tangan sang pemilik.

Ketika seseorang menceritakan padaku cerita ikan Koi itu, aku sadar seringkali dalam kesibukan kita, dalam pelayanan kita, kita lupa akan pemilik kita yang sudah menebus kita, kita jauh dari Dia, kita sibuk dengan kepentingan kita.
Terkadang kita diingatkan dengan dibuat lapar, agar kita kembali mengingat akan kasihNya kepada kita.

Think about His Love
Think about His Goodness
Think about His Grace
That has brought us through
For as high as the Heaven’s above
So great the measure of our Father’s Love
Great is the measure of our Father’s Love