Jumat, 13 Juni 2008
Positive Thinking
Suatu ketika seorang pria menelepon Norman Vincent Peale. Ia tampak
sedih.Tidak ada lagi yang dimilikinya dalam hidup ini. Norman
mengundang pria itu untuk datang ke kantornya. "Semuanya telah hilang.
Tak ada harapan lagi," kata pria itu. "Aku sekarang hidup dalam
kegelapan yang amat dalam. Aku telah kehilangan hidup ini. Norman
Vincent Peale, penulis buku "The Power of Positive Thinking",
tersenyum penuh simpati. "Mari kita pelajari keadaan anda," katanya
Norman dengan lembut. Pada selembar kertas ia menggambar sebuah garis
lurus dari atas ke bawah tepat di tengah-tengah halaman. Ia
menyarankan agar pada kolom kiri pria itu menuliskan apa-apa yang
telah hilang dari hidupnya. Sedangkan pada kolom kanan, ia menulis
apa-apa yang masih tersisa.
"Kita tak perlu mengisi kolom sebelah kanan," kata pria itu tetap
dalam kesedihan. "Aku sudah tak punya apa-apa lagi."
"Lalu kapan kau bercerai dari istrimu?" tanya Norman.
"Hei, apa maksudmu? Aku tidak bercerai dari istriku. Ia amat mencintaiku! "
"Kalau begitu bagus sekali," sahut Norman penuh antusias. "Mari kita
catat itu sebagai nomor satu di kolom sebelah kanan "Istri yang amat
mencintai. Nah, sekarang kapan anakmu itu masuk penjara?"
"Anda ini konyol sekali. Tak ada anakku yang masuk penjara!"
"Bagus! Itu nomor dua untuk kolom sebelah kanan "Anak-anak tidak
berada dalam penjara." kata Norman sambil menuliskannya di atas kertas
tadi.
Setelah beberapa pertanyaan dengan nada yang serupa, akhirnya pria itu
menangkap apa maksud Norman dan tertawa pada diri sendiri.
"Menggelikan sekali. Betapa segala sesuatunya berubah ketika kita
berpikir dengan cara seperti itu," katanya.
Kata orang bijak, bagi hati yang sedih lagu yang riang pun terdengar
memilukan. Sedangkan orang bijak lain berkata, sekali pikiran negatif
terlintas di pikiran, duniapun akan terjungkir balik.......
Maka mulailah hari dengan selalu berfikir positif.....
Norman Vincent Peale adalah Penulis buku "The Power of Positive Thinking"
Senin, 02 Juni 2008
Blessing
1. Mengapa saya berkata "Saya tidak bisa" jika Alkitab mengatakan bahwa saya bisa melakukan segala sesuatu di dalam Dia yang memberi kekuatan kepada saya (Fil 4:13)?
2. Mengapa saya merasa kurang jika saya tahu bahwa Allah akan memenuhi segala keperluan saya menurut kekayaan dan kemuliaanNya dalam Kristus Yesus (Fil 4:19)?
3. Mengapa saya harus merasa takut jika Alkitab berkata bahwa Tuhan tidak memberi saya roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih, ketertiban (2 Tim 1:7)?
4. Mengapa saya harus merasa kurang iman jika saya tahu bahwa Allah telah mengaruniakan kepada saya ukuran iman tertentu (Rom12:3)?
5. Mengapa saya menjadi lemah jika Alkitab berkata bahwa Allah adalah terang dan keselamatan saya dan bahwa saya akan tetap kuat dan akan bertindak (Maz 27:1, Dan 11:32)?
6. Mengapa saya harus membiarkan iblis menang atas hidup saya jika Roh yang ada di dalam saya lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia (1 Yoh 4:4)?
7. Mengapa saya harus pasrah kalah jika Alkitab berkata bahwa Allah dalam Kristus selalu membawa kita di jalan kemenanganNya (2 Kor 2:14)?
8. Mengapa saya harus kekurangan hikmat jika Kristus sendiri telah
menjadi hikmat bagi saya dan Allah akan memberi hikmat jika saya minta padaNya (1 Kor 1:30; Yak 1:5)?
9. Mengapa saya harus depresi jika saya dapat mengingat bahwa saya dapat berharap pada Allah yang kasih setiaNya tidak habis-habisNya setiap pagi (Rat 3:21-23)?
10. Mengapa saya harus kuatir, resah, dan rewel jika saya dapat
menyerahkan segala kekuatiran saya pada Tuhan yang memelihara saya (1 Pet 5:7)?
11. Mengapa saya harus selalu hidup dalam beban jika saya tahu bahwa di mana ada Roh Allah, ada kemerdekaan, dan Kristus telah memerdekakan kita (2 Kor 3:17; Gal 5:1) ?
12. Mengapa saya harus merasa terhukum jika Alkitab berkata bahwa saya tidak ada lagi di bawah penghukuman sebab saya di dalam Kristus (Rom 8:1) ?
13. Mengapa saya harus merasa sendirian jika Yesus berkata Ia akan selalu menyertai saya, tidak akan membiarkan dan tak akan meninggalkan saya (Mat 28:20; Ibr 13:5)?
14. Mengapa saya harus merasa terkutuk atau merasa saya menjadi korban nasib sial jika Alkitab berkata bahwa Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum taurat sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu (Gal 3:13-14) ?
15. Mengapa saya harus merasa tidak puas dalam hidup ini jika
saya,seperti Paulus, bisa belajar untuk menjadi puas dalam segala
keadaan (Fil 4:11) ?
16. Mengapa saya harus merasa tidak layak jika Kristus telah dibuat menjadi dosa karena kita, supaya di dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah (2 Kor 5:21) ?
17. Mengapa saya merasa takut disiksa orang jika saya tahu bahwa jika Allah di pihak saya tidak ada yang akan melawan saya (Rom8:31) ?
18. Mengapa saya harus bingung jika Allah adalah Raja Damai dan Ia memberi saya pengetahuan melalui RohNya yang diam di dalam kita (1 Kor 14:33;2:12)
19. Mengapa saya harus terus-menerus gagal dan jatuh jika Alkitab berkata bahwa sebagai anak Allah saya lebih daripada orang-orang yang menang dalam segala hal, oleh Dia yang telah mengasihi saya (Rom8:37)?
20. Mengapa saya harus membiarkan tekanan hidup mengganggu saya jika saya dapat punya keberanian karena tahu Tuhan Yesus telah menang atas dunia dan penderitaan (Yoh 16:33)? " Diamlah dan ketahuilah,bahwa Akulah Allah ! " (Mazmur 46:11a)
Langganan:
Postingan (Atom)